Organisasi dalam proses terbentuknya harus memiliki manfaat
dan tujuan. Tujuan dari organisasi sendiri adalah :
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan
pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan
selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat
(struktur organisasinya), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis
termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang
tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh
mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa
subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang
bakal ditemui.
9.
Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Fayol
mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya dapat digunakan secara
universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas.
Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun kurang keuniversalannya, diikuti
secara luas oleh para manajer dewasa ini:
1. Pembagian kerja, Prinsip ini sama
dengan “pembagian kerja” Adam Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan
cara membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang, Manajer harus dapat
member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi wewenang
berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan, timbullah
tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama dengan
tanggung jawabnya.
3. Disiplin, Para pegawai harus
mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik
merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling pengertian yang
jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan organisasi serta
penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.
4. Kesatuan komando, Setiap pegawai
seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, Setiap kelompok
aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang
manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum di
atas kepentingan individu. Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai
tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Remunarasi, Para pekerja harus
digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi, ini merujuk kepada
sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan. Apakah
pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi
(pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
12. Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
14. Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)
9. Rantai scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahhu.
10. Tata tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11. Keadilan, Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
12. Stabilitas masa kerja para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13. Inisiatif, Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
14. Esprit de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi (dari sebuah sumber buku)
Konsep pembagian tenaga kerja
diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota
organisasi sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah
langkah-langkah/tugas-tugas dengan tanggung jawab penyelesaian yang diberikan
pada individu tertentu. Terdapat juga keuntungan dan kerugian Pembagian Tenaga
Kerja. Berikut ini adalah keuntungan pembagian tenaga kerja.
1. Pekerja
berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu
meningkat,
2. Tenaga kerja
tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain,
3. Pekerja
memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan
efisien, dan
4. Pekerja
hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses
keseluruhan produk.
Selain keutungan pembagian tenaga
kerja terdapat juga kerugian pembagian tenaga kerja. Berikut ini adalah
kerugian pembagian tenaga kerja.
1. Pembagian
kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan
variabel manusia, dan
2. Kerja yang
terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat
tingkat produksi menurun.
Menurut Chester Barnard akan makin
banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang apabila terdapat
hal-hal mengenai jika :
1. Saluran
formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota
organisasi,
2. Tiap anggota
organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima
perintah,
3. Lini
komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung,
4. Rantai
komando yang lengkap,
5. Manajer
memiliki keterampilan komunikasi yang memadai,
6. Manajer
menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional, dan
7. Suatu
perintah secara otentik memang berasal dari manajer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar