Kamis, 03 Maret 2011

EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO



Dalam ilmu ekonomi kita mengenal istilah ekonomi mikro dan ekonomi makro. Dari kedua istilah tersebut terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Untuk lebih jelasnya mari kita pahami lebih jauh apa itu yang dimaksud dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro.
A. Teori Ekonomi Mikro     
Ada 3 aspek yang dianalasis dalam teori ekonomi mikro, diantaranya:
1)      Interaksi di Pasar Barang
Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis pasar barang. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik, pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaram (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli tersebut, pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah barang yang akan diperjual-belikan.Contohnya adalah pasar beras, pasar pakaian, pasar computer, pasar mobil. Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tersebut. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi dan beroperasi, teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi di antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.


2)      Tingkah Laku Pembeli dan Penjual
Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi. Asumsi pertama: par pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekinomi mereke secara rasional. Kedua: para pembeli berusaha memaksimalkan kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sadangkan para penjual berusaha memaksimalkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, teori ekonomi mikro menunjukkan  (a) bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya.

3)      Interaksi di Pasar Faktor Produksi
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan factor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut selanjutnya akan digunakan guna barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan factor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Oleh sebab itu mereka akan menjadi pembeli faktor-faktor produksi. Interaksi di antara  pembeli dan penjual faktor-faktor produksidi berbagai pasar faktor produksi akan menentukan “harga” suatu factor produksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut yang akan digunakan. Macam-macam factor produksi dan “harganya” (balas jasa) adalah tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary), modal(capital) yang diberikan bunga (interest) dan dividen, tanah (land) yang diberikan sewa (rent) dan kewirausahaan (enterpreneurship) yang diberikan laba.

B . Teori Ekonomi Makro
Sesuai namanya “makro” berarti besar. Dengan demikian, teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis kegiatan pembeli, misalnya, yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan  permintaan dan penawaran terhadap suatu barang ( misalnya permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran barabg-barang secara keseluruhan (agregat).  Ada beberapa aspek yang dianalisis dari teori ekonomi makro, diantaranya:

1)                  Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis mengenai sampai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi: (1) pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, (2) pengeluaran pemerintah, (3) pengeluaran perusahaan atau investasi, serta (4) ekspor dan impor. Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan  harga-harga dan pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.

2)                  Pengeluaran Agregat
Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.

3)                  Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Perekonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (miney supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bangsa dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perkonomian.

#Sumber : Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar